Ini bukan cerita dejaka saya, tetapi cerita dia di perawani sama saya.
Itu adalah hari perkawinan kami. Saya berumur 24 tahun dan istiri saya
20 tahun. Saya sudah duda tetapi istiri saya masih perawan. Kami sudah
cuim dan pegang-pegang tubuh sampai kami bernafsu sekali sampai air mani
saya pernah keluar dalam celana saya, tetapi kami belum sampai
bersetubuh. Saya mau bersetubuh, tetapi, dia pingin tunggu menikah. Saya
cinta dia jadi saya tak mau paksa dia dulu. Kami jadi menika
secepatnya. Setelah kawin, kami langsung ke rumah orang tuanya yang satu
lagi. Rumah itu kosong dan kami langsung masuk ke kamarnya. Saya cium
dia dan pegang susuh dan momoknya lagi. Dia juga pegang kanjut saya
lagi. Saya sudah mau sekali bersetubuh sama dia. Apa lagi, saya belum
pernah bersetubuh sama gadis yang masih perawan. Kami buka baju dan saya
tidurin dia di tempat tidurnya. Saya pegang seluruh tubuhnya. Dia gugup
sekali dan saya juga gugup. Dejaka saya sudah di ambil sama istiri saya
yang dulu, tetapi dia sudah janda. Istiri saya yang dulu masukin kanjut
saya ke momoknya kerena saya belum tahu momok di mana, tetapi saat ini,
saya sudah tahu di mana kanjut saya harus di masukin. Saya pegang
momoknya dulu dan saya bisa lihat selaput darahnya masih perawan.
Setelah itu, saya masukin kanjut saya ke dalam momoknya. Saya bisa
merasa selaput darahnya di koyak sama kanjut saya. Dia sakit sekali
tetapi saya dorong terus sampai semua kanjut saya ada di dalam momoknya.
Momoknya sempit selaki di dalam. Momoknya sakit sekali tetapi dia suruh
saya masuk terus. Dia sudah jadi istiri saya dan sudah janji mau
memberikan perawannya ke saya. Saya adalah di dalam momoknya sampai air
mani saya keluar banyak. Sudahlah, kanjut saya di tutup sama darah
perawannya. Saya juga tambah puas kerena saya ambil perawannya. Nanti
malam, kami bersetubuh lagi. Momoknya masih sakit dulu, tetepi setiap
kali bersetubuh, dia tambah nafsu dan dia jadi minta bersetubuh sama
saya beberapa kali sehari.
No comments:
Post a Comment